Jika kamu pergi ke suatu restaurant mewah, dengan sajian interior berkelas, dan membuatmu sangat nyaman, saat memilih menu makanan yang ditawarkan oleh pelayan berpakaian rapih dan sopan apa yang kamu pilih? Memilih menu makan yang tersaji sesuai selera dan keinginanmu? Atau memilih menu berdasarkan harga yang tertera di sebelahnya?
Jika suatu waktu mengharuskanmu pergi ke ATM untuk menggesek uang tunai. Apa yang kamu lakukan saat saldo tiba-tiba muncul terpampang di layar ATM? Menutupinya atau dengan santai tidak apa jika terlihat di depan orang lain?
Jika kamu sedang badmood atau bosan dengan kemacetan ibu kota, dan tiba-tiba ingin berselonjor di balkon yang menghadap pantai, sambil membaca buku kesayangan ditemani moment detik-detik matahari terbenam di depan mata, apakah kamu langsung memesan tiket pesawat dan hotel via aplikasi di telepon genggammu melakukan transaksi tanpa menghitung-hitung anggaran?
Jika kamu ada keperluan untuk mencetak saldo di buku tabunganmu. Apa yang kamu rasakan? Apakah dengan tenang menunggu cetakan buku tabungan diberikan oleh costumer service? Atau merasa deg-degan, khawatir, dan cukup gengsi karena berpikir "duh, kelihatan kan saldo saya di depan mbak/mas customer service yang cantik dan tampan ini" (ah...jadi curhat pribadi kan).
Apa yang kamu lakukan jika berhadapan dengan kondisi di atas?
Apabila kamu memesan menu makanan tanpa khawatir melihat lagi harga yang tertera di sebelahnya, ya, kamu sudah mencapai financial freedom! Jika kamu dengan ikhlas saldomu terpampang di depan orang tanpa malu, ya, kamu sudah mencapai financial freedom! Jika kamu ingin ke suatu tempat bukan karena kebutuhan dasar, melainkan untuk menuruti mood semata agar tenang dan damai. Ya, kamu telah mencapai financial freedom! Jika kamu tenang, santai, dan tanpa khawatir nilai yang tertera di buku tabungan tercetak di depan mbak/mas costumer service. Selamat! Kamu telah mencapai financial freedom!
Apa itu financial freedom?
Berdasarkan pakar bidang keuangan di Amerika, Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad, financial freedom lebih dari sekadar memiliki uang. Financial freedom adalah kebebasan untuk menjadi diri Anda yang sebenarnya dan apa yang benar-benar Anda inginkan dalam hidup.
Apakah kondisi di atas hanya dapat dicapai oleh milenial berusia matang? Belum tentu.
Sekarang mari kita sepakati definisi makna milenial terlebih dahulu. Generasi milenial adalah sebutan untuk generasi yang lahir sejak tahun 1980-2000. Meskipun demikian, generasi setelahnya baik yang lahir maupun hidup setelah tahun 2000 ini dianggap milenial karena hidup dalam era milenium abad ke-21. Semakin cepat seorang milenial sadar akan financial freedom justeru akan semakin baik. Sebab, usia dan semangat anak muda akan jauh lebih optimal untuk mencapai tujuan. Namun, bagi yang sudah tidak terlalu muda, masih bisa, tak ada kata terlambat untuk sebuah tekad!
Oke, sekarang mari kita bayangkan. Apakah kamu mau bekerja keras terus-terusan dari muda, mengumpulkan uang sebanyak banyaknya. Bekerja keras, banting tulang, jarang bertemu anak-isteri/suami, komunikasi dengan keluarga sedikit renggang. Anak tidak terurus, isteri/suami marah-marah terus. Setelah tua, saat ingin menikmati jerih payah, anak-isteri/suami terlanjur menjauh dengan bermacam tingkah polah karena ayah/ibu yang jarang di rumah. Uang yang dikumpulkan bertahun-tahun hampir habis untuk biaya kesehatan yang semakin menurun. Masa tua yang kesepian kemudian dijalani dalam kondisi pas-pasan. Tentu tidak ingin kan?
Lantas bagi yang belum mencapai financial freedom bagaimana? Apakah sudah terlambat? Tidak juga. Bagaimana jika terlahir bukan dalam keluarga kaya raya tajir melintir? Apakah mungkin? Tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini sodarah!
Apakah masih bisa? Ya! Tentu saja. Bagaimana? Dengan melakukan perencanaan keuangan yang tepat. Sejak kapan? Ya sejak kamu tahu tujuan kamu nantinya.
Membagi pembiayaan hidup berdasar waktu
Langkah sederhana untuk memulai adalah dengan membuat perencanaan tujuan. Tujuan pembiayaan keuangan dapat dibuat menjadi tiga bagian tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan tujuan jangka panjang.
Misalkan tujuan jangka pendek untuk milenial seperti pengeluaran sehari-hari dan liburan singkat. Tujuan jangka menengah seperti menikah, memiliki rumah, biaya persalinan, peningkatan kapasitas diri lanjut kuliah misalnya. Tujuan jangka panjang seperti pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan pensiun. Dengan membuat beberapa jenis rekening, maka kita dapat mengontrol keuangan sebagai kebutuhan sesuai jangka waktunya.
Tujuan keuangan jangka pendek
Dalam mengatur pengeluaran keuangan jangka pendek seperti pengeluaran sehari-hari, ciri dari generasi milenial yang paling terasa perubahannya saat ini adalah lebih memilih transaksi online daripada uang cash dan sangat suka dengan sesuatu yang cepat dan instant.
Berdasarkan riset yang di lakukan oleh Nielsen di 60 negara dengan perwakilan seluruh benua, sebanyak 68 % lebih memilih belanja menggunakan smarthphone. Selain itu, menurut kominfo Kominfo , ketergantungan milenial melihat smarthphone dalam satu jam yakni sebanyak 27 kali. Hal ini tentunya menjadi inovasi dan potensi yang harus ditangkap dalam mengikuti perkembangan zaman oleh dunia perbankan Indonesia.
Sebagai salah satu bank BUMN yang terus berkembang hingga sekarang, BTN hadir dengan banyak pilihan program sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Copyright © 2019 BPR DP TASPEN JATENG